SELAMAT DATANG

Apa yang anda cari mungkin ada disini, selamat membaca!

Iklan

MELATIH BURUNG LIAR MAKAN VOOR

Untuk melatih burung yang kita dapatkan dari hasil tangkapan atau yang masih liar agar makan voor, saya ada sedikit pengalaman yang mungkin bisa membantu anda. Bahkan nantinya anda juga bisa membuat jinak burung liar tadi. Untuk melakukan hal tersebut, anda harus pastikan dahulu kalau ditempat anda mudah mencari atau membeli kroto. Karena dalam hal ini, yang perlu dilatih adalah burung yang biasanya hidup dengan memakan serangga. Misalnya kacer, cendet, murai batu dll. Khusus untuk cendet, biasanya sudah bisa dilatih jika masih piyik. Kalau sudah dewasa tetapi dalam kondisi liar, maka perlu juga dilatih dengan cara berikut. Dalam urusan melatih burung liar agar makan voor, saya biasa gunakan voor ber-merk Kroto Kristal atau Chirpy. Jadi saya sarankan anda menggunakan salah satu dari voor dengan merk tadi karena kualitasnya yang baik. Selanjutnya anda perlu siapkan ulat hongkong, untuk pakan keseharian sementara. Dan cukup anda pastikan kalau di tempat anda mudah mendapatkan kroto.

Langkah pertama adalah, ambil sedikit voor (misal: 2 sendok makan), kemudian tumbuk agak halus. Saya sendiri biasanya menumbuk dengan cara memasukkan sedikit voor ke dalam kantong plastik yang anti sobek (bekas kemasan voor) kemudian saya tumbuk dengan palu.

Langkah kedua, ambil sedikit kroto yang sudah dibersihkan dari induk kroto atau yang mati kemudian campur dengan voor yang sudah ditumbuk tadi. Remas-remas sampai kroto bercampur dengan voor sehingga tampak sedikit samar. Dengan pencampuran ini diharapkan burung akan tanpa sengaja memakan voor sedikit demi sedikit atau agar terbiasa merasakan “rasa” voor tadi.

Langkah ketiga, membuat susunan pakan pada wadah pakan. Tuangkan sedikit voor atau secukupnya pada wadah pakan. Selanjutnya tambahkan diatasnya voor yang sudah tercampur dengan kroto tadi. Dan bagian paling atas, taburkan kroto segar sedikit saja.

Melalui cara diatas, burung pastinya akan memulai makan kroto dahulu. Ketika kroto mulai habis, maka biasanya burung mulai memilah-milah antara kroto dan voor. Diharapkan nantinya burung akan terpaksa makan voor yang sudah bercampur dengan kroto. Untuk antisipasi agar burung tidak kelaparan, maka diperlukan ulat hongkong tadi. Berikan ulat hongkong secukupnya pada wadah pakan tersendiri. Jadi kebutuhan ulat hongkong juga perlu diperhatikan. Berikan takaran, misal 3 kali sehari dengan porsi yang sama. Yang penting teratur atau tidak sampai terlambat untuk menghindari resiko kematian. Anda harus rajin melakukan cara diatas dan rajin mengikuti perkembangannya. Hasilnya bisa kita perhatikan pada kotoran burung tadi. Jika masih makan ulat atau kroto, biasanya kotoran burung tersebut masih tampak putih dan tercecer tak berbentuk. Sedangkan jika sudah mulai makan kroto yang tercampur voor, biasanya kotoran tampak mulai menggumpal dan menunjukkan warna voor yang anda gunakan. Jika sudah mulai makan voor yang tercampur dengan kroto, sedikit demi sedikit anda kurangi kroto segarnya. Dan anda harus rajin melihat langsung, apakah si burung benar-benar mulai mematuk biji-biji voor dan langsung menelannya. Kalau sudah yakin si burung menelan voor yang utuh tanpa membuangnya, maka sebaiknya mulai berikan voor murni tanpa kroto dan hentikan pemberian ulat hongkong. Sebagai nutrisi tambahan, berikan 2 atau 3 ekor jengkerik yang sudah dibuang kepala dan kaki-kakinya, tetapi ini tergantung burungnya juga. Biarkan kebiasaan burung makan voor ini berlalu minimal 2 minggu dan kalau hendak memberikan kroto segar lagi, sebaiknya berikan pada wadah khusus kroto seperti yang tersedia di pasaran. Jika anda sudah berhasil dengan cara diatas atau membuat si burung mau makan voor, disinilah kesempatan anda menjinakkan si burung. Caranya, berikan satu persatu ulat hongkong langsung lewat tangan anda. Cukup pegang ulat hongkong dengan jari anda dan dekatkan pada sangkar atau sekiranya si burung bisa mematuk atau menyambarnya. Jika burung masih tampak kabur atau ketakutan, anda bisa mulai melepaskan ulat hongkong ke sangkarnya. Kadang kita perlu pamerkan kerumunan ulat hongkong kepada si burung agar burung tadi tertarik dan mulai berani mendekat. Saya sendiri biasanya menaruh sangkar yang berisi burung yang dilatih dibawah atau di lantai dan memamerkan kerumunan ulat hongkong. Biasanya sedikit demi sedikit, si burung mulai berani mendekat. Bahkan kadang mulai berani mendekat saat kita tidak memegang wadah pakan ulat hongkong sekalipun, seakan si burung berharap dikasih. Cara seperti ini sudah saya sering lakukan dan sering berhasil, walaupun kadang diwarnai kegagalan alias burungnya mati. Kegagalan tersebut dipicu kecerobohan saya memberikan ulat hongkong dalam jumlah besar dimana si burung belu lama beralih makan voor. Sehingga burung tadi melupakan voor yang sebelumnya sudah mau dimakannya. Burung yang berhasil contohnya, Glatik Watu atau Glatik Selo. Saking “cumbu”nya atau saking jinaknya, saya sering menggoda Glatik watu tersebut dengan tangan saya dimana si burung mulai menari-nari dan ketika jari saya mendekat langsung dipatuk oleh Glatik tadi. Bahkan ketika memasukkan tangan ke sangkar pernah langsung dicengkeram dan dipatuk. Sayangnya Gltik Watu milik saya mati karena ulah tetangga, dimana tetangga saya tadi memberikan jengkerik melebihi porsi. Saya sendiri tidak menyangka dan tertegun karena Glatik Watu tadi mau dan memakan sedikit demi sedikit atau memakan dengan cara mencabiknya sedikit demi sedikit. Keesokan harinya, ternyata Glatik Watu tadi tampak mulai sakit, tampak diam dan matanya sering terpejam dan akhirnya mati. Hal itu dikarenakan Glatik Watu milik saya tidak pernah sekalipun makan jengkerik. Dalam hal ini, si burung tidak terbiasa dengan panas yang dihasilkan protein tinggi dari jangkrik atau overdosis. Apalagi pakan Glatik Watu yang asli adalah biji-bijian, bukan serangga. Burung lain yang berhasil saya latih adalah Sirpu Kuning yang terkenal lincah dan suara merdunya. Burung ini saya dapatkan cuma-cuma dari tetangga karena tetangga saya tadi sudah putus asa untuk menjinakkan Sirpu tadi, tetapi lewat tangan saya, Sirpu tadi berhasil saya jinakkan. Dan masih banyak burung lain yang berhasil saya latih dengan cara-cara diatas, Mantenan, Sikatan dll. Demikian tips dari saya, semoga berguna buat anda yang ingin melatih burung agar makan voor dan sekaligus menjinakkannya.

Share this post :

28 comments:

infonya bagus benar....saya jd tertarik mempraktekkannya soalnya saya punya cendet dan sirpu tidak mau makan voor padahal berbagai cara sudah saya lakukan..
apakah voornya di basahi dahulu biar tercampur baik dg krotonya? brp lama biasanya cara tersebut berhasil

@taruzserzan : voor yg digunakan/ditumbuk harus tetap kering. Memang ada orang yg pake cara dibasahi.
Tetapi cara saya, biarkan kering dan ditumbuk lumayan halus lalu diremas campur kroto (diulet). Cara ini tergantung burungnya, namun pada pengalaman saya, rata2 2 minggu.
Paling lama tidak sampai 1 bulan. Yang penting rajin dan telaten. Terima kasih atas kunjungannya dan semoga berhasil!

ikut nimbrung mas n skalian numpang tny jg,,apakah untuk burung dewasa atau yang sudah tua juga bisa dijinakan seperti langkah diatas,apa lagi burung tersebut benar2 100% liar dari alam???

Buat @Anton Ube : Ma'af kalo blznya telat boz! Tidak peduli burung kayak apa, kalo kita telaten, pasti bisa boz. Soalnya saya sendiri sudah sering bikin burung jinak.
Makasih atas kunjungannya!

Kalo untuk mengatasi burung cendet yg bunyi iyek2 seperti minta makan gmn bos,,cz burung cendet saya udah lumayan tua dan sudah doyan voer,,tapi kalo di dekatin ato ad orang lewat pasti bunyi iyek2 seperti makan gitu,trim's sebelumnya

@Mythos : kasus burung anda adalah kasus umum, cendet manja. Jadi anda tidak perlu memberikan jengkerik atau makanan lain pake tangan. Taruh jengkerik pake wadah kroto dan waktu naruh disangkar tutup pake tangan. Mungkin kadang perlu digantang atau sangkar digantungkan di tiang tinggi untuk pengasingan. Intinya, jangan lagi anda memanjakan cendet yang sudah dewasa.

Saya mendapatkan burung sikatan kipas yg sedang terluka. Mungkin di serang oleh burung lain. Kira2 apa makanan yang harus saya berikan?

Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

mas,saya py cendet matanya 2 2 nya bengkak kira2 obatnya apa dan apa penyebabny,trimakasih

Penyebabnya bisa dari makanan yg tak cocok, misal : ulat hongkong. Kalau pakai ulat hongkong pastikan cendet sering dijemur. Kalau bukan karena ulat hongkong, maka saya tidak bisa memastikan, tetapi harus tetap sering dijemur ya. Soal obat, maaf saya tidak bisa membantu, coba tanya di http://omkicau.com salam

salam pecinta burung....
Tolong bantu sy donk..sy sudah beli burung kacer 3 x mati terus...
Sy beli di pasar sepertinya hasil jaringan dan burung sudah tua.pada saat sy beli burung,burung di jadikan satu kandang tidak terpisah.dalam satu kandang itu isinya bisa sampe 6 ekor burung.dan kandang itu cuma berukuran 60cm persegi..

@Narko: kalau beli kacer "gropyokan" (tangkapan dari alam liar) pastikan yg masih muda. Tetapi terlepas dari umur si kacer, perawatan pertama pada burung liar adalah memastikan burung kacer adaptasi dahulu. Buat si kacer kenyang tiap harinya, jauhkan dari lalu lalang manusia agar tidak semakin stress. Untuk memastikan kenyang, mungkin perlu diberi makan ulat hongkong dahulu sampe burung terlihat lincah dan berikan wadah air buat mandi. Rajin dijemur tiap pagi sampe pukul 9 - 10. Bagi saya pribadi, seharusnya kacer lebih mudah daripada sirpu kuning yg rawan mati, walaupun saya sering dengar cerita yg sama seperti yg saudara alami. Intinya, kasih makan si kacer dengan sesuatu yg disukai hingga sehat dan lincah. Kalau perlu, saat ada panas atau sinar terik, mandikan pakai sprayer sampai basah kuyup kemudian dijemur dan kasih makan yg banyak. Semoga membantu, salam!

@Narko: kalau beli kacer "gropyokan" (tangkapan dari alam liar) pastikan yg masih muda. Tetapi terlepas dari umur si kacer, perawatan pertama pada burung liar adalah memastikan burung kacer adaptasi dahulu. Buat si kacer kenyang tiap harinya, jauhkan dari lalu lalang manusia agar tidak semakin stress. Untuk memastikan kenyang, mungkin perlu diberi makan ulat hongkong dahulu sampe burung terlihat lincah dan berikan wadah air buat mandi. Rajin dijemur tiap pagi sampe pukul 9 - 10. Bagi saya pribadi, seharusnya kacer lebih mudah daripada sirpu kuning yg rawan mati, walaupun saya sering dengar cerita yg sama seperti yg saudara alami. Intinya, kasih makan si kacer dengan sesuatu yg disukai hingga sehat dan lincah. Kalau perlu, saat ada panas atau sinar terik, mandikan pakai sprayer sampai basah kuyup kemudian dijemur dan kasih makan yg banyak. Semoga membantu, salam!

Tolong bantu saya om!, saya dapat cendet liar nih om, ditempat saya susah ditemukan kroto, ada cara lain mengajari cendet makan voer gak om ?, kalo pake jangkrik ada caranya juga gak om ?, kalo jangkrik di tempat saya lumayan bayak om. Salam!

@Zikri : waduh...selain kroto gk pernah, bro. Misal, pake ulat hongkong, sudah pasti akan pilah pilih ulat hongkong. Kalau ulat habis, voor-nya disingkirin untuk nyari sisa ulat. Maaf Zikri, selain kroto, om gk punya ide nglatih makan voor pake alternatif lain. Mungkin coba pake ulat bambu, tp beberapa ulat harus tertutup serbuk voor dan pasti biayanya nggak sedikit yg ini, tp om sendiri gk pernah nyoba

Oom kacer saya beli dri kedai burung udah 4 hari tpi gak tau voer ada di makan atau tidak,sya perhatikan seperti tidak di malkn voer nya gimana ngatasi nua oom,tpi klu jangkrik mau oom dimakan

@alfian : harus pakai kroto yg dilumat dg voor yg dihaluskan, seperti artikel diatas, kalau nggak pakai kroto susah, bro. Butuh keberuntungan untuk ngakali si kacer, misal pakai nasi putih campur voor, karena kacer lokal pernah terlihat penduduk makan nasi kering (karak dalam istilah jawa). Saya sendiri punya pengalaman nemu kacer liar, setelah sempat makan voor yg campur kroto berhasil, tak disangka setelah dikasih ulat hongkong jadi nggak mau voor lagi. Iseng2 saya masukkan pasir di mangkok kecil dan diatasnya saya taburi voor ayam BR. Ternyata si kacer suka voor ayam. Sejak saat itu kacer saya makan voor ayam, murah meriah. Boleh dicoba dan jangan putus asa , cukup pastikan si kacer tetap hidup dulu, dilatih pelan2. Salam!

Maaf master, setelah menyimak artikel/komentar di atas saya bingung untuk masalah voer nya.

Setelah di tumbuk halus dan di campur kroto, itu voer nya dalam keadaan kering apa basah?

Maaf master, setelah menyimak artikel/komentar di atas saya bingung untuk masalah voer nya.

Setelah di tumbuk halus dan di campur kroto, itu voer nya dalam keadaan kering apa basah?

@Alenz : voor-nya harus kering, jadi nanti waktu dicampur, gunakan telur calon ratu yg tampak lebih besar daripada telur rangrangnya. Telur calon ratu tadi dipecah dan lendirnya untuk membasahi (melumuri) telur2 yg kecil agar bisa lengket dg voor yg sudah halus, salam!

Maf numpang nany. Ulat yg digunakan ulat kandang bolehh bukan hongkong

Saya ada cendet trotol hutan tapi belom makan vor . Gimana ya biar cepat makan vor

@Jazuli: saya lebih menyarankan ulat hongkong, bro. Alasannya, pergerakan lebih lambat dan mudah dipegang dan terlihat saat digunakan menjinakkan burung. Sebenarnya boleh saja, tetapi pasti sangat merepotkan dg kecepatan gerak ulat kandang plus ukurannya yg kecil

@unknown : untuk melatihnya agar mau makan voor, coba pakai cara yg telah saya ceritakan. Tetapi perlu diingat, lebih penting untuk menjaga agar burung tetap hidup dahulu. Kalau dipaksakan langsung dilatih, resiko kematian sangatlah besar. Salam

Apa bisa decu tangkapan dijinakkan bro? Apa bisa juga cara diatas diterapkan. Thks

@Pak Rusman : wah, hari gini masih dapat decu? burung langka tuh. Bisa dilatih pak, tetapi mending diusahakan hidup dulu. Agar resiko kematian diminimalisir. Selanjutnya silahkan dilatih seperti artikel yg saya tulis, salam!