SELAMAT DATANG

Apa yang anda cari mungkin ada disini, selamat membaca!

Iklan

MAU BERHENTI MEROKOK?

Mungkin diantara anda para perokok berat ingin berhenti merokok, tetapi anda berpikir susahnya minta ampun. Jadi kali ini saya ingin bercerita tentang masa lalu saya yg juga pernah jadi perokok berat. Termasuk cerita tentang saudara saya yg juga pernah jadi perokok super berat. Salah satunya kakak sulung saya. Kakak sulung saya benar-benar perokok berat, sampai-sampai ketika mengetik 10 jari didepan komputer, 1 bungkus rokok merk Bentoel habis dalam hitungan menit. Kala itu kakak saya kerja semacam kurir untuk koran Jawa Pos yg entah ambil rol film kamera dari Surabaya, ambil disket dlsb. Uniknya, kakakku berhenti merokok hanya karena sakit demam. Tapi setahuku karena mengingat kebutuhan hidup yg semakin menghimpit seperti belakangan ini. Jadi disini seperti ada "komitmen" untuk berhenti merokok agar bisa menyisihkan sebagian uang. Kakakku yg nomor dua juga ada komitmen untuk berhenti merokok karena sempat mengalami suatu masalah kesehatan dimana ia harus cuci darah. Alhasil, setelah berhenti merokok, rutinitas cuci darah tak perlu dilakukan lagi. Kakakku yg ketiga, benar-benar berkomitmen berhenti merokok karena saat itu hendak berumah tangga. Bukan karena sakit, melainkan ingin menabung agar bisa melangsungkan pernikahan dg lancar tanpa kendala finansial. Walaupun adakalanya masih merokok 1 batang hanya untuk menemani teman yg perokok. Tapi semua kakakku bukan lagi perokok aktif. Saya sendiri mulai merokok saat sudah mendapatkan penghasilan sendiri dan sempat jadi perokok berat. Pernah berusaha berhenti merokok dan berhasil berhenti kurang lebih 3 bulan. Caranya, saya membuat diri saya sibuk. Maklum waktu itu saya kerja sebagai operator mesin yg mengolah bahan baku kapas. Dengan kondisi demikian, tidak mungkin merokok saat kerja. Tetapi biasanya saya merokok sehabis giliran makan. Untuk berhenti merokok, saya merubah kebiasaan, setelah makan saya langsung kembali ke tempat kerja dan membuat saya sibuk. Bahkan saya rela mengerjakan tugas operator lain agar saya tetap sibuk bekerja. Tetapi ketika itu saya ada masalah dg rekan kerja yg memanfaatkan betapa "aktif"nya kegiatan kerja saya. Jadi saya putuskan berhenti kerja dan pulang ke kampung halaman. Selama menganggur, saya benar-benar tidak tahu harus mengerjakan apa kecuali lihat televisi. Melihat kondisi tersebut, ibu saya tidak tega dan berusaha membelikan rokok karena ibu saya tahu saya pernah merokok. Padahal saya tidak terbesit untuk meminta rokok dan kembali merokok. Berhubung rokok terlanjur dibeli, akhirnya saya hisap juga. Mulai saat itu hingga kembali bekerja sebagai mekanik di industri benang, saya kembali jadi perokok berat. Setelah saya bekerja selama 6 tahunan, saya memutuskan berhenti kerja karena sudah bosan dg lingkungan kerja industri. Selama dirumah saya berusaha berwiraswasta. Kegiatan lain yg menyita waktu adalah game online. Nah, waktu main game online, teman yg paling setia adalah kopi dan rokok. Sampai sering lupa makan dan tensi darah drop dengan drastis. Mengingat gejala tekanan darah rendah bagi saya sudah saya anggap wajar karena sejak kecil selalu mengalami hal yang sama. Namun di akhir tahun 2014 lalu, gejalanya tidak lagi sama. Kala itu saya benar-benar tidak sanggup bangun lagi. Ada lingkaran merah besar di lengan kiri saya. Tidak perih dan hanya sedikit gatal. Setelah diperiksakan ke klinik kecil dan diberi obat pun tidak membantu. Bahkan kepala serasa membengkak. Akhirnya diputuskan untuk periksa ke klinik yg lain. Ternyata saya dianjurkan untuk rawat inap alias opname dirumah sakit yg terafiliasi dg klinik tadi. Hasil pemeriksaan, saya menderita komplikasi, tekanan darah rendah, gejala liver dan demam berdarah. Yg paling menyiksa selama opname adalah saya seperti masih bermain game online ketika tidur. Maklum, saat jatuh sakit, saya ikut bermain di PVP (Player Vs Player), bertanding antar server dan tak sempat memberi kabar dg teman di game tsb yg semuanya dari mancanegara. Tetapi, karena sakit itulah, saya bisa berhenti merokok secara total hingga saat ini. Walaupun tidak ada niat berhenti merokok. Masalahnya, ketika saya sudah sembuh dan mencoba merokok, rasa rokoknya sudah terasa aneh. Seperti menghisap tembakau "tingwe" alias "ngelinting dewe" atau rokok yg dibuat dan digulung sendiri. Tanpa rasa dan ketika menghisap terlalu dalam membuat tenggorokan gatal dan akhirnya batuk. Dari hari ke hari, ketika ada teman menyodorkan rokok, rasanya semakin tidak karuan. Itulah mengapa saya tidak mau lagi merokok.

Bagaimana dengan anda, adakah diantara anda susah berhenti walaupun ada sedikit niat di hati anda?
Kalau anda ambil hikmah dari semua cerita diatas, berhenti merokok adalah masalah KOMITMEN. Bukan sekedar niat karena niat saja tidak cukup. Haruskah anda mengalami sakit dahulu agar bisa berhenti merokok? Saya yakin anda tidak ingin mengalami sakit, apalagi sampai opname seperti saya yg menghabiskan uang jutaan. Saya juga yakin ancaman di bungkus rokok yg berbunyi "MEROKOK MEMBUNUHMU" tidak menyiutkan nyali anda untuk merokok lagi dan lagi. Tetapi yg pasti, harga rokok semakin mahal. Dan itu akan memotong penghasilan anda secara pasti. Yang lebih parah lagi, bagaimana jika penghasilan anda pas-pasan, bisa jadi hidup anda semakin susah. Saya sendiri tidak punya banyak saran jika anda butuh saran bagaimana agar bisa berhenti merokok. Tetapi saran saya, isilah waktu anda dg kegiatan apapun sampai anda sibuk dan tentu berusaha tanpa merokok. Dan coba anda hitung berapa banyak bungkus rokok yg anda beli selama sebulan. Jika anda berhenti, berapa banyak uang yang bisa anda sisihkan. Bisa jadi anda bisa beli hp android mewah dalam waktu singkat. Atau jika anda sudah berumah tangga dan punya anak balita, pasti lumayan buat uang susu. Pertanyaan saya sekali lagi, haruskah anda menunggu sakit dahulu agar bisa berhenti merokok? Semoga cerita saya diatas bisa memberi motivasi agar anda bisa berhenti merokok. Salam!