Semua pasti tahu bahwa TPI alias Televisi Pendidikan Indonesia pernah dinyatakan pailit oleh suatu lembaga. Namun banyak dari kalangan artis yang memberikan dukungan agar TPI tetap eksisi sebagai salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Para artis tersebut memberikan dukungan karena merasa telah berhutang budi kepada TPI yang telah berjasa terhadap kesuksesan mereka. Namun pada bahasan saya, saya tidak ingin membahas masalah kepailitan TPI, melainkan eksistensi TPI itu sendiri. Ada apa dengan TPI? Begini saudara pembaca yang budiman. Tahukah anda singkatan TPI? yupz..betul, TPI singkatan dari Televisi Pendidikan Indonesia. Ngomong-ngomong soal "pendidikan", dulu TPI hadir dengan program-program yang mengacu pada pendidikan. Bahkan kala itu, pihak sekolah tempat saya belajar dulu (SMPN 2 Jombang) menjadikan salah satu acara TPI sebagai materi diskusi. Dan saya salah satu murid yang terpilih dalam kelompok diskusi yang mewakili kelas saya bersama 4 teman sekelas yang lain. Kembali lagi kepada masalah "pendidikan", seperti anda lihat, kata "pendidikan" selalu saya beri tanda kutip agar ada penekanan maksud dari topik bahasan pada artikel kali ini. Setujukah anda jika saya katakan bahwa TPI sudah melupakan visi dan misi sebagai Televisi "Pendidikan" Indonesia? Walaupun saya tidak pernah dengar, baca ataupun melihat bahwa TPI meng-klaim kalau visi dan misinya adalah untuk kemajuan "pendidikan" di Indonesia, namun dari nama yang dipakai, saya menganggap TPI memang awalnya berdiri untuk mengemban visi dan misi sebagai stasiun televisi yang mengedepankan acara "pendidikan" di Indonesia. Tetapi sekarang acara-acara TPI tak lagi seperti dahulu. Yang saya lihat adalah mengarah kepada acara dangdut dan seakan berusaha memajukan musik dangdut di Indonesia. Sepintas yang saya lihat, acaranya dangdut melulu. Saya tidak mempermasalahkan acara dangdut tadi, tetapi mengapa tidak ada lagi materi acara yang seperti dulu lagi dan tentu saja yang lebih mendidik. Kalau ada film untuk segala umur yang dikatakan mendidik, justru menurut saya nilai pendidikannya tidak seberapa, malah yang ditangkap penonton anak-anak adalah nilai imajinasi. Mungkin lebih pantas kalau namanya di rubah menjadi Televisi Dangdut Indonesia. Sebagai bahan perbandingan, lihatlah televisi di mancanegara. Ada ESPN yang fokus pada acara olahraga, ada CNN yang fokus pada berita, ada Discovery Channel yang fokus pada berita penemuan dan penelitian dll.. Kalau kita bandingkan dengan di Indonesia, masing-masing stasiun televisi di Indonesia seakan tidak menetapkan sebuah visi dan misi yang pasti. Di antara stasiun televisi yang ada selalu terjadi persaingan. Dan masalah persaingan ini bukanlah sebuah rahasia dan semua pasti tahu. Contoh, ketika ada salah satu televisi yang membuat acara mencari bakat, yang lain pada ikutan. Ketika ada acara ini dan itu, yang lain pada ikutan dan terus bersaing dengan cara seperti itu. Untuk sementara, saya mengakui salah satu stasiun televisi yang profesional dalam acara berita-berita politik, berita teknologi dan berita lainnya adalah Metro TV. Dan TV One yang selalu berisi acara yang menyangkut politik. Space Toon yang selalu menampilkan acara film kartun. Sementara yang lain acaranya campur aduk kayak gado-gado. Kalau makanan sih enak, tetapi ini adalah yang dikonsumsi mata, telinga dan pikiran. Saya berharap melalui blog ini, kalau TPI masih peduli dengan kemajuan "pendidikan" di Indonesia, tolong dong..acaranya ditata ulang. Saya juga berharap ada salah satu karyawan TPI yang membaca pesan ini. Memang masalah "pendidikan" di Indonesia bukanlah tanggung jawab TPI semata, tetapi bukankah TPI masih singkatan dari Televisi Pendidikan Indonesia. Nah, saya sangat berharap kalau TPI kembali menghadirkan acara-acara "pendidikan" seperti dulu lagi. Tidak usah tanggung-tanggung, mulai dari pendidikan tingkat kanak-kanak hingga pendidikan tingkat perguruan tinggi kalau perlu. Bisa juga diadakan acara yang memberikan penyuluhan seputar balita, rumah tangga, keterampilan, bisnis dll. Saya rasa di Indonesia tidak kurang lembaga-lembaga maupun perorangan yang bisa diajak kerjasama untuk urusan tersebut. Tetapi sekali lagi, kalau singkatan TPI setahu saya adalah Televisi Pendidikan Indonesia. Jadi seandainya TPI berperan aktif dalam masalah "pendidikan" di Indonesia, mungkin hal tersebut bisa membantu meningkatkan mutu SDM (Sumber Daya Manusia) Indonesia. Atau TPI kembali menjadi referensi bagi lembaga pendidikan yang ada di seluruh Indonesia. By the way, ini hanyalah opini saya pribadi. Saya tidak ingin mencela ataupun maksud lain. Tetapi saya sangat berharap kalau TPI kembali membuat program-program pendidikan seperti awal berdirinya dahulu. Bahkan kalau perlu lebih hebat dari yang dahulu. Jadi pelajar-pelajar di Indonesia tidak melulu mencari materi dari internet. Karena internet mempunyai sisi positif dan sisi negatif yang sama-sama kuat pengaruhnya. Demikian topik saya kali ini, maaf jika membosankan. Setidaknya saya ingin menyampaikan uneg-uneg saya lewat media blog ini. Salam!
0 comments:
Posting Komentar